KeluargaKomunitas

JANGAN MENGORBANKAN PERNIKAHAN SAUDARA KARENA MEDSOS

417views

JANGAN MENGORBANKAN PERNIKAHAN SAUDARA KARENA MEDSOS

Tahukah saudara bahwa sepertiga dari semua arsip catatan dalam perceraian mengandung kata “Facebook”?

Tetapi sebelum saudara memberi tahu semua teman bahwa “sepertiga dari semua pernikahan berakhir karena Facebook,” kenali apa yang dikatakan oleh laporan Para Pengacara Pernikahan di Amerika.

Suatu kebenaran bahwa Facebook disebutkan dalam sepertiga pengajuan perceraian.

Beberapa catatan pengajuan cerai mengacu pada hubungan online. Beberapa suami atau istri bahkan menyatakan niat mereka untuk putus melalui Facebook, email, atau Instagram. Tetapi sejumlah besar surat gugatan cerai menggunakan pesan dari Facebook atau postingan di dinding FB sebagai bahan untuk mengajukan cerai dengan menunjukkan perilaku tidak sopan pasangan atau keterampilan mengasuh anak yang buruk.

Meluasnya penggunaan media elektronik saat ini membuatnya hampir pasti bahwa Facebook dan Instagram dapat digunakan oleh pengacara untuk membangun web yang sah untuk menjerat pasangan yang tidak berkomitmen dalam pernikahan mereka. Dan hal itu sedang meningkat pesat.

Pertimbangkan bahwa tiga tahun lalu, 20 persen dari pengajuan perceraian mengandung kata “Facebook.” Apa pun masalahnya, media sosial jelas memainkan peran yang semakin meningkat dalam keluarga dan perpisahan dalam keluarga.

Lebih penting dari itu, tingkat keterlibatan media sosial dalam budaya kita saat ini adalah bukti bahwa kita meluangkan banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang lain dan tidak cukup waktu dalam membangun hubungan yang mendalam dengan pasangan kita.

Baru-baru ini, saya melihat komentar di salah satu halaman Facebook FamilyLife oleh seorang suami yang ‘menyerang’ istrinya agar dilihat semua orang. Dia mungkin sedang mencari bantuan karena frustrasi dalam pernikahannya. Tetapi komentar-komentar semacam itu, ketika dibaca oleh pasangan, sering kali memperburuk masalah sehingga mengakbatkan kepahitan atau luka.

Berikut adalah beberapa prinsip dalam interaksi media sosial agar tidak menyebabkan perceraian:

  1. Letakkan semuanya di tempat ‘terbuka’. Jika saudara tidak memiliki akun bersama suami / istri (di Facebook, misalnya) pastikan bahwa apa yang saudara sampaikan secara online dapat saudara sampaikan seperti ketika pasangan sedang berada di samping saudara. Sebelum mengirim pesan, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini sesuatu yang baik jika dilihat pasangan saya?” Saudara bahkan dapat meminta pertimbangan pasangan agar membacanya terlebih dahulu. Ini bagus untuk akuntabilitas, dan itu cara yang baik untuk memeriksa ulang bahwa apa yang saudara tulis tidak salah mengkomunikasikan apa yang saudara maksudkan.
  1. Katakan apa yang perlu saudara katakan, dan katakan kepada orang yang tepat. Daripada mengeluh tentang masalah pernikahan di media sosial, bicarakan secara langsung dengan pasangan saudara. Jika saudara berpikir hal itu dapat melukai perasaan atau membuat saudara ada dalam masalah, pikirkan cara agar saudara dapat menyampaikannya dengan cara sedemikian rupa ketika saudara mengangkat masalah tersebut.

Dalam kebanyakan kasus, pendekatan berikut ini dapat membantu: “Saya tahu engkau peduli dengan saya, dan saya tahu engkau mungkin tidak bermaksud seperti itu, tetapi saya merasa…….(katakan perasaan saudara) ketika engkau….. (masukkan pelanggaran yang pasangan lakukan). Saya tidak ingin masalah ini dapat  memisahkan kita. Bisakah kita selesaikan masalah ini bersama?”

  1. Gunakan media sosial untuk saling membangun. Tidak pernah semudah sekarang ini untuk saling berkirim chat satu sama lain tanpa alasan sama sekali, atau untuk memuji tentang pasangan saudara di depan orang lain. Media sosial membuatnya mudah untuk terhubung satu sama lain saat saudara terpisah di siang hari, dan hal itu akan membuat hubungan saudara tidak makin menjauh. Pastikan saja apa yang saudara katakan secara online diperkuat oleh apa yang saudara katakan dan lakukan ketika saudara berhadapan secara langsung.
  1. Saat saudara sedang bersama, berkomunikasilah. Sangat mudah, bahkan ketika berada di rumah, untuk menyendiri dengan dunia media sosial pribadi saudara. Pada akhir hari itu, saudara baru sadar bahwa saudara hampir tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ini dapat terjadi dengan hubungan antara orangtua – anak juga. Singkirkan gadget saudara dan rencanakan waktu tatap muka yang sesungguhnya, bukan dengan gadget saudara.

Di atas segalanya, ingat dua prinsip penggerak ini dalam membangun dan menjaga relasi suami/istri:

  • Nilai hubungan saudara bergantung pada jumlah yang saudara dan pasangan investasikan di dalamnya.
  • Jika saudara tidak sungguh-sungguh dan dengan sengaja ingin bertumbuh menuju ke arah kesatuan, secara otomatis saudara akan ‘makin menjauh’.

Jangan mengorbankan pernikahan saudara karena media sosial.

Bersungguh-sungguhlah dalam memperkuat pernikahan saudara dan hindari hal-hal yang berpotensi menghancurkannya.

By Scott Williams, translated by RS

           Copyright © 2014 by FamilyLife. All rights reserved.

Diambil dari: https://www.cru.org/us/en/communities/families/dont-become-a-social-media-marriage-casualty.html

Jika saudara diberkati dengan Renungan di atas, silahkan klik pilihan di bawah ini :

Atau tuliskan komentar saudara melalui kolom berikut :

Facebook Comments

Leave a Response